Masyarakat Diingatkan Tidak Bergantung PKH
15-12-2017 /
KOMISI VIII
Anggota Komisi VIII DPR Desy Ratnasari mengingatkan agar masyarakat tidak menggantungkan hidupnya pada program keluarga harapan (PKH), mengingat bantuan tersebut hanyalah bersifat sementara dan jangka pendek untuk membantu masyarakat meningkatkan taraf hidupnya. Hal itu ditemukan saat dirinya bertemu masyarakat penerima PKH yang meminta bantuan tersebut diberikan seumur hidup. Karenanya, diperlukan sosialisasi yang massif agar masyarakat tidak menggantungkan hidupnya pada PKH.
"Masyarakat juga perlu pemahaman. Bahwa Program Keluarga Harapan (PKH) ini merupakan bantuan jangka pendek yang bertujuan membantu masyarakat tidak mampu atau miskin untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan menjadi keluarga yang mandiri pada akhirnya," ujar Desy saat melakukan kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara, Jumat, (15/12).
Politisi PAN ini memahami bahwa biaya hidup saat ini semakin tinggi, beban dan biaya hidup semakin besar. Karenanya, untuk mengantisipasinya diperlukan kemampuan dan skill agar masyarakat bisa bekerja sesuai tuntutan jaman. PKH sebenarnya hadir untuk mengisi tantangan itu yakni mendorong masyarakat menjadi mandiri secara ekonomi, ketika masyarakat sudah dianggap mandiri maka program tersebut bisa saja dialihkan ke masyarakat lain yang masih membutuhkan.
"Menurut saya masyarakat ingin kesejahteraan yang meningkat karena beban hidup semakin tinggi. Karena itu, pemerintah saat ini sedang fokus memperbanyak orang yang dibantu, bukan meningkatkan jumlah nominal yang menerima bantuan. Upaya pemerintah ini patut diapresiasi sebagai langkah untuk mengentaskan kemiskinan di area yang lebih luas," jelas Desy.
Lebih lanjut, Desy juga mengingatkan bahwa di era globalisasi sekarang menuntut masyarakat untuk memiliki pendidikan dan keahlian agar bisa bertahan di arena persaingan tenaga kerja, yang mana saat ini banyak tenaga kerja asing masuk ke Indonesia. Karena itu WNI sangat penting memiliki kompetitif agar mampu mengalahkan tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia.
Jika dengan kondisi tersebut masih terdapat masyarakat yang bergantung hidupnya pada PKH jelas ini perlu dievaluasi dari segi monitoring programnya. Selain itu penting juga dilakukan edukasi ke masyarakat mengenai tujuan PKH yang sebenarnya.
"Di era globalidasi seperti sekarang ini menjadi tantangan bagi masysrakat agar memiliki kompetensi. Tadi ada masyarakat yang minta agar nominal PKH di naikan dan diberikan bantuan seumur hidup. Jelas hal itu keliru. Maksud dari PKH adalah kita kasih pancing supaya mereka bisa cari ikan sendiri. Setelah mereka mandiri maka pancingnya bisa kita kasih ke orang lain," jelas Desy.
Melihat cara pandang masyarakat yang bias tentang PKH, lanjut Desy perlu sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat. Tidak hanya di level pemerintah pusat dan daerah, namun melibatkan masyarakat umum dan seluruh anggota DPR RI dan DPRD dalam pelaksanaan sosialisasi tersebut. Melalui sinergitas sosialisasi yang berkelanjutan diharapkan dapat mencapai pemahaman masyarakat yang tepat tentang tujuan pelaksanaan Program Keluarga Harapan. (hs,mp)